OPINI - Debat cawapres sudah berlalu. Banyak orang yang terkesima dengan penampilan Gibran, percaya diri, agressif dan sekali-sekali ada kesan tidak sopan, terutama dalam menghadapi lawan debatnya yang jauh lebih senior dan berpengalaman. Prediksi yang beredar selama ini, bahwa Gibran sulit untukv melalui laga debat, ternyata sangat keliru.
Nampak benar bahwa Gibran sudah dipersiapkan dengan matang. Gibran mampu bertutur dengan lancar, serta memperkenalkan istilah-istilah baru yang tidak lazim didengar oleh telinga umum. Dari sisi penampilan, mungkin Gibran boleh memenangkan panggung pada malam 22 Desember 2023 itu.
Baca juga:
Tony Rosyid: Plus Minus NU Dukung Anies
|
Jika diteropong lebih jauh dan menelaah substansi materi yang dibawakan oleh Gibran, tidak lain Gibran menjual "produk lama" sang ayah. Kata kunci yang akrab kita dengar seperti hilirisasi, bansos, IKN merupakan agenda sang ayah yang selama ini menuai protes dan menyengsarakan sebagian besar rakyat Indonesia.
Adapun program baru yang diperkenalkan oleh Gibran seperti makan siang gratis, menjadi bahan olok-olok masyarakat dalam obrolan warung kopi mereka. Ada pula yang berkomentar bahwa informasi yang keluar dari mulut Gibran sebenarnya disampaikan melalui alat yang terhubung ke telinga Gibran.
Dengan dasar ini tuduhan perilaku curang ditujukan kepada kubu Gibran. Ini masih merupakan spekulasi yang perlu dibuktikan kebenarannya tentunya.
Terlepas dari tuduhan itu semua, serta betapa cantiknya penampilan Gibran pada malam debat itu, kita tidak boleh lupa gambaran besar kepentingan calon nomor urut dua. Gibran adalah "boneka" rezim yang ingin melanggengkan praktek-praktek bernegara selama ini, yang jelas menuai banyak protes dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Kebijakan rezim yang banyak memihak kepada pemilik modal, mengundang "gerakan rakyat" yang tumbuh dari lubuk hati mereka yang paling dalam. Rakyat tidak boleh terlena oleh penampilan panggung Gibran dalam satu debat.
Baca juga:
Rekam Jejak Anies di Jakarta
|
Terlalu mahal harga yang harus dibayar oleh rakyat Indonesia. Ingat, tujuan kita sebagai rakyat Indonesia adalah memilih pemimpin yang bisa membawa perubahan kepada bangsa Indonesia, yaitu perubahan untuk menjadikan Indonesia negara adil, makmur dan sejahtera. Gibran jelas bukan calon pemimpin yang tepat untuk mewujudkan perubahan yang kita dambakan.
Sentul City, 25 Desember 2023
Baca juga:
Ingin Jadi Presiden, Ini Strateginya!
|
Dr. Rino A. Sa'danoer
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa